1. Apakah Psikoterapi itu !
Dilihat secara
etimologis mempunyai arti sederhana yakni “psyche” yang artinya jelas, yaitu
“mind” atau sederhananya: jiwa dan “therapy” dari bahasa yunani berarti
“merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah
“perawatan terhadap aspek kejiwaannya”. Psikoterapi adalah
upaya intervensi oleh psikoterapi terlatih agar kliennya bisa mengatasi
persoalalannya. Pada dasarnya, metode psikoterapi adalah wawancara tatap muka
perorangan, tetapi dalam praktik banyak variasi teknik psikoterapi
tergantung pada teori yang mendasarinya
dan jenis masalah yang sedang dihadapi klien. Selain itu dapat didefinisikan
bahwa psikoterapi adalah suatu proses jangka panjang berkenaan dengan rokonstruksi
pribadi dan pengubahan besar dalam struktur kepribadian. Psikoterapi kerap
terbatas dalam konsep yang mengacu pada orang-orang yang bermasalah patologi.
2. Tujuan dari Psikoterapi....
Tujuan
psikoterapi adalah upaya intervensi oleh psikoterapis terlatih agar kliennya
bisa mengatasi persoalannya.
3. Unsur-unsur dari
Psikoterapi...
Masserman telah melaporkan tujuh “parameter
pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi:
·
Peran sosial “martabat” psikoterapis,
·
hubungan (persekutuan terapeutik),
·
hak,
·
retrospeksi,
·
re-edukasi,
·
rehabilitasi,
·
resosialisasi
dan rekapitulasi.
4. Perbedaan antara
Psikoterapi dan Konseling !
Konseling pada umumnya menangani orang normal. Sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami gangguan psikologis.
Konseling pada umumnya menangani orang normal. Sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami gangguan psikologis.
· Konseling lebih edukatif, sportif, berorientasi,
sadar, dan berjangka pendek. Sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif,
konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan
yang terbatas dan konkret. Sedangkan psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu
dan memiliki tujuan yang berubah-ubah serta berkembang terus.
5.Bagaimana Psikoterapi melakukan berbagai pendekatan
terhadap mental illness !
Menurut
J.P. Chaplin adabeberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, yaitu
:
·
Biological
Meliputi keadaan mental
organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John
Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang
berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya
insulin.
·
Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional peuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional peuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
·
Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
·
Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri sesorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar filsafatnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri sesorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar filsafatnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
6. Bentuk-bentuk utama dari terapi !
·
Terapi Supportive
Terapi supportive atau pendukung adalah pengobatan yang diarahkan untuk menjaga integritas atau fungsional pasien sampai pengobatan yang lebih definitive dapat dilaksanakan atau sampai daya penyembuhan pasien berfungsi untuk meniadakan kebutuhan perawatan lebih lanjut.
Tujuan : menguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya, meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan, mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri
Terapi supportive atau pendukung adalah pengobatan yang diarahkan untuk menjaga integritas atau fungsional pasien sampai pengobatan yang lebih definitive dapat dilaksanakan atau sampai daya penyembuhan pasien berfungsi untuk meniadakan kebutuhan perawatan lebih lanjut.
Tujuan : menguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya, meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan, mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri
·
Terapi Reconstructive
Reconstructive therapy adalah terapi yang menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa dariapad transfersi. Tujuannya adalah untuk merubah kepribadian sehingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosi dengan dilahirkannya potensi adaptif baru.
Reconstructive therapy adalah terapi yang menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa dariapad transfersi. Tujuannya adalah untuk merubah kepribadian sehingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosi dengan dilahirkannya potensi adaptif baru.
·
Terapi Reeducative
Bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif. Disini terapis tidak hanya memberi dukungan, tetapi juga mengajak klien untuk mengkaji ulang keyakinan klien, mendidik kembali, agar ia dapat menyesuaikan diri lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atau persoalannya.
Asosiasi bebas mungkin tidak berguna jika klien menunjukkan perlawanan , dan enggan untuk mengatakan apa yang dia berpikir. Di sisi lain, adanya resistensi ( misalnya jeda terlalu panjang ) sering memberikan petunjuk yang kuat bahwa klien semakin dekat dengan beberapa ide direpresi penting dalam pemikiran nya, dan yang lebih lanjut diselidiki oleh terapis disebut untuk.
Freud melaporkan bahwa pasien bergaul bebasnya kadang-kadang mengalami seperti memori emosional yang intens dan jelas bahwa mereka hampir mengenang pengalaman. Ini seperti sebuah “kilas balik” dari perang atau pengalaman perkosaan. Memori stres seperti, begitu nyata rasanya seperti itu terjadi lagi, disebut abreaksi. Jika seperti memori mengganggu terjadi pada terapi atau dengan seorang teman yang mendukung dan salah satu merasa lebih baik - lega atau dibersihkan - kemudian, itu akan disebut katarsis.
Bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif. Disini terapis tidak hanya memberi dukungan, tetapi juga mengajak klien untuk mengkaji ulang keyakinan klien, mendidik kembali, agar ia dapat menyesuaikan diri lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atau persoalannya.
II. Terapi
Psikoanalisis (Sigmund Freud)
1. Konsep dasar Teori Psikoanalisis tentang Kepribadian
a. Kesadaran
· Mimpi-mimpi : merupakan representative simbolik dari kebutuhan, hasrat
konflik
· Salah ucap / lupa : terhadap nama yg dikenal
· Sugesti pascahipnotik
· Bahan-bahan yang berasal dari teknik asosiasi bebas
· Bahan-bahan yang berasal dari teknik proyektif
b. Struktur Kepribadian
· Id
Id berisikan motifasi dan energy
positif dasar, yang sering disebut insting atau stimulus. Id berorientasi pada
prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan, yang
merupak sumber dari dorongan-dorongan biologis (makan, minum, tidur, dll).
· Ego
Peran utama dari ego adalah sebagai
mediator (perantara) atau yang menjembatani anatar id dengan kondisi lingkungan
atau dunia luar dan berorintasi pada prinsip realita (reality principle). Dalam
mencapai kepuasan ego berdasar pada proses sekunder yaitu berfikir realistic
dan berfikir rasional.
· Super Ego
Super ego merupakan cabang dari
moril atau keadilan dari kepridadian, yang mewakili alam ideal daripada alam
nyata serta menuju kearah yang sempurna yang merupakan komponen kepribadian
terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan
salah.
c. Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan ego merupakan
proses mental yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan dilakukan melalui
dua karakteristik khusus yaitu :
· Tidak disadari
· Menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah) kenyataan.
Pertahanan ini dapat juga diartikan
sebagai reaksi-reaksi yang tidak disadari dalam upaya melindungi diri dari
emosi atau perasaan yang menyakitkan seperti cemas dan perasaan bersalah. Ego
berusaha sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungannya dengan realitas, id dan
superego. Namun kecemasan begitu menguasai, ego harus berusahan mempertahankan
diri. Secara tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir seluruh
dorongan-dorongan atau menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang
lebih dapat diterima atau tidak terlalu mengancam.
2. Unsur-unsur Terapi
a. Munculnya Gangguan
Munculnya masalah/gangguan,
Psikoterapi berupaya untuk memunculkan penyebab masalah atau gangguan itu
muncul melalui intervensi yang ditinjau dari lingkungan, kepribadian, faktor
ekonomi, afeksi, komunikasi interpesonal dan lain sebagainya. Dengan usaha
lebih mengenal penyebab gangguan itu muncul klien dapat memperkuat diri agar
terhindar dari resiko yang tinggi dengan modifikasi interaksi terhdap
lingkungannya
b. Tujuan Terapi Psikoanalisis
b. Tujuan Terapi Psikoanalisis
· Membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran
yang tak disadari idalam diri klien.
· Focus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak.
c. Peran Terapis
· Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam
melakukan hub personal dalam menangani kecemasan secara realistis.
· Membangun hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar &
menafsirkan.
· Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien.
· Mendengarkan kesenjangan & pertentangan pada cerita klien.
3. Tekhnik-tekhnik Terapi
a. Free Association (Asosiasi
Bebas)
Sebuah teknik sederhana terapi
psikodinamik adalah asosiasi bebas di mana pembicaraan pasien dari apa pun yang
datang ke dalam pikiran mereka. Teknik ini melibatkan seorang terapis membaca
daftar kata ( misalnya ibu , anak dll ) dan pasien segera merespon dengan kata
pertama yang datang ke pikiran. Diharapkan bahwa fragmen kenangan direpresi
akan muncul dalam proses asosiasi bebas.
Asosiasi bebas mungkin tidak berguna jika klien menunjukkan perlawanan , dan enggan untuk mengatakan apa yang dia berpikir. Di sisi lain, adanya resistensi ( misalnya jeda terlalu panjang ) sering memberikan petunjuk yang kuat bahwa klien semakin dekat dengan beberapa ide direpresi penting dalam pemikiran nya, dan yang lebih lanjut diselidiki oleh terapis disebut untuk.
Freud melaporkan bahwa pasien bergaul bebasnya kadang-kadang mengalami seperti memori emosional yang intens dan jelas bahwa mereka hampir mengenang pengalaman. Ini seperti sebuah “kilas balik” dari perang atau pengalaman perkosaan. Memori stres seperti, begitu nyata rasanya seperti itu terjadi lagi, disebut abreaksi. Jika seperti memori mengganggu terjadi pada terapi atau dengan seorang teman yang mendukung dan salah satu merasa lebih baik - lega atau dibersihkan - kemudian, itu akan disebut katarsis.
b b. Analisis Transference
F fenomena Transference merupakan
perasaan (positif dan negatif) yang dikembangkan pasien untuk dokter kapasitas
untuk insight. Psikoterapi singkat dan suportif digunakan untuk semua
kelainan psikiatri ringan.
c. Analisis Resistensi
F freud memandang resistensi sebagai
suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk
mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi konselor terhadap resistensi
ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi.
d. Analisis Mimpi
Suatu prosedur yang penting untuk
menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien atas
beberapa area masalah yang tak terselesaikan.
Daftar pustaka :
Mashudi,
F. 2012. Psikologi Konseling. Jogjakarta: IRCiSoD.
Mappiani,
Andi .1996. Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Wirawan
saiwono, sanito.2009.Pengantar Psikologi Umum.Jakarta: Rajawali Pers.
Chaplin,
J. P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : RajaGrafindo Persada
Maulany,
R.F. 1994. Buku Saku Psikoterapi: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Jakarta : Buku
Kedokteran
EGC.
http://masroyanisiregar.blogspot.com/2014/04/softskill-psikoterapi.html
1. ht http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-psikoterapi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikoterapi
http://www.simplypsychology.org/psychoanalysis.html
4. Gunarsa, Singgih D. 2007. Konseling dan
Psikoterapi. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia
5. Dr. Andrianto, Petrus. 1993. Catatan
Kuliah PSIKIATRI. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar